Petani Kentang Asal Batur Banjarnegara Yang Sukses Dan Beromzet Hingga 170 Juta Rupiah

Daftar Isi
Petani Kentang Yang Sukses Dan Beromzet Hingga 170 Juta Rupiah
sumber : Kompas

Wongtani - Siapa si yang ga ingin suskses, menjadi seorang petanipun bisa sukses asal ada tekad yang kuat, ulet dan sabar. Salut buat pak  Ahmad Mu’tamir , petani kentang, yang tinggal di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Kecamatan Batur memiliki ketinggian antara 1.663-2.093 meter di atas permukaan laut ( Mdpl ). Bentuk topografi seluruhnya merupakan dataran tinggi yang termasuk dalam kawasan Dataran Tinggi Dieng.Kecamatan Batur mempunyai jenis tanah andosol. 

Kecamatan Batur yang beriklim tropis dengan dua musim dalam satu tahunnya yaitu musim kemarau dan penghujan, dengan suhu berkisar 14—20 °C di siang hari dan 9—12 °C di malam hari. Di Kecamatan Batur menyimpan potensi agribisnis yang tinggi Seperti sektor komoditi pertanian pada lahan tanah kering, dengan jenis tanaman hortikultura dan jenis sayuran seperti Kentang, Kol, Sawi, Wortel, Bawang Daun, Waluh, Tomat, Cabe, dan jenis sayuran lainnya. 

Dengan melihat potensi wilayah Kecamatan Batur maka sangat pas sekali pak Ahmad Mu’tamir membudidayakan kentang yang merupakan salah satu tanaman khas dataran tinggi dieng. Pak Ahmad Mu,tamir menekuni profesi sebagai seorang petani sejak ia berusia muda. Hampir seluruh lahan miliknya ditanami dengan tanaman kentang. 

Lelaki yang sudah tidak muda lagi inipun sangat kreatif, beliau tidak segan - segan mengajak para peneliti dan pakar pertanian untuk melakukan penelitian di kebunya, Pak Ahmad Mu,tamir dalam membudidayakan kentang miliknyapun tidak hanya asal tanam saja, cara penanaman kentang di lahan milik Ahmad Mu'tamir  sudah dilakukan berdasarkan pengetahuan yang benar - benar sudah beliau dapatkan bertahun - tahun. Bahkan bibit kentang yang ditanam di lahanya berasal dari Belanda, dan dalam mengembangkan bibit tersebut pak Ahmad Mu,tamir melibatkan para pakar pertanian dari UGM Jogjakarta.

Petani yang sudah tidak bisa dibilang muda lagi ini memang sangat teliti dalam merawat tanaman kentang yang dimilikinya, setiap ada masalah atau kendala tak segan-segan pak Ahmad Mu,tamir berkonsultasi langsung dengan para pakar terkait. Setiap petani pasti punya kendala dalam merawat kebunya, begitupula pak Ahmad dari batur, kendala yang ada dalam budidaya kentang yang selama ini ia lakukan antara lain ada pada masalah bibit, mengatasi hama dan penyakit serta menurunya tingkat produksi kentangnya.

Berbagai cara telah dicoba oleh pak Ahmad , hingga akhirnya ia mempraktikkan masukan dari berbagai pakar pertanian yang pernah melakukan penelitian di kebunnya. Berkat saran dari para pakar tersebut, hasil produksi kentang miliknya justru meningkat pesat. Maka dari itu, sekarang Ia tak ragu menceritakan bahwa menjadi petani perlu terus belajar, agar lebih berpengalaman. “Biaya proses kentang satu hektar ini sekitar Rp 90 juta. Tapi panennya itu kalau dijual Rp 170 juta dalam waktu empat bulan. Kalau satu tahun tinggal dikalikan sendiri saja. Kentang merupakan tanaman yang tidak kenal musim.

Menurut wikipedia Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman dari suku Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan dan disebut "kentang" pula. Umbi kentang sekarang telah menjadi salah satu makanan pokok penting di Eropa walaupun pada awalnya didatangkan dari Amerika Selatan.

Penjelajah Spanyol dan Portugis pertama kali membawa ke Eropa dan mengembangbiakkan tanaman ini.

Tanaman kentang asalnya dari Amerika Selatan dan telah dibudidayakan oleh penduduk di sana sejak ribuan tahun silam. Tanaman ini merupakan herba (tanaman pendek tidak berkayu) semusim dan menyukai iklim yang sejuk. Di daerah tropis cocok ditanam di dataran tinggi seperti dieng.

Setelah sukses bertani, Mu’tamir tak berhenti. Berbekal coba-coba, dia dan istrinya Ety Subekti berwirausaha keripik kentang. Setiap hari keripik kentang habis 2 sampai 3 kuintal.Omzet normalnya Rp 120-150 juta per bulan, kalau lagi ramai bisa Rp 400-500 juta.

Kisah pak Ahmad Mu'tamir ini bisa menjadi inspirasi bagi petani lain di Indonesia, khususnya para petani muda. Jika ingin sukses pesan yang beliau sampaikan adalah terus belajar dan tidak malu bertanya pada para pakar atau orang yang menguasai dibidangnya. Beliaupun juga tidak segan dalam berkolaborasi dengan para peneliti. Jika kedepan banyak petani muda yang sukses maka harapan Indonesia untuk mengulang swa sembada pangan akan tercapai kembali.

#Petanisukses
#petanimudaindonesia
#petaniberdasi
#petanidieng
#petaniindonesia

Sumber referensi :


Posting Komentar