Harga Cabai Naik Turun Sulit di Prediksi

Daftar Isi
Harga Cabai Naik Turun Sulit di Prediksi
Harga Cabai Naik Turun Sulit di Prediksi
wongtani.net - Harga Cabai Naik Turun Sulit di Prediksi. Keluhan dari petani holtikultura akan naik turunya di tahun 2019 ini sangat dirasakan buat petani cabai pada umumnya. Diawal tahun 2019 ini harga diberbagai daerah hampir semua mengalami penurunan, ada yang samapi tembus dikisaran Rp. 3000 / Kg. Tapi namanya petani yang memang kehidupanya dari bercocok tanam mereka terus menanam akan tetapi banyak yang beralih ke jenis tanaman lain.

Baca Juga : Perbedaan Benih Cabai F1, F2 dan Lokal


Faktor Penyebab Naik Turunya Harga Cabai

Cabai merupakan salah satu komoditas holtikultura yang bisa dikatakan unik, kadang cabai baik CMK,CRM maupun CMB mengalami gonta - ganti harga yang rentangnya sangat pendek.

Bisa saja sekarang harganya 50.000 eh besok sudah turun dalem nyampai 40.000 per kilogramnya.

Ada banyak kemungkinan yang menyebabkan harga komoditas ini naik turun, antara lain :


1. Tidak adanya pengaturan waktu tanam 

Kita punya banyak sentra cabai, tapi pembagian waktu tanam kadang tidak terjadwal...

Semisal daerah Banjarnega sebagai sentra cabai sedang panen raya, pada bulan - bulan itu pula daerah kediri ikut - ikutan panen berlimpah, alhasil pasokan cabai dari sentra - sentra besar kepasar induk kian meledak, karena produk yang harus segera terjual, alhasil harga diturunkan supaya semua barang habis.

kontrol jumlah lahan dan pembagian waktu tanam bisa menyetabilkan harga cabai sebetulnya, dengan sistem panen bergantian dengan syarat diluar kendala karena gagal panen.


2. Gagal Panen karena Merebaknya Hama Penyakit

Kadang kita melihat satu hamparan cabai terserang hama dan penyakit, semua menguning terserang virus, ada juga yang terserang penyakit lain. Dari luas hamparan berhektar - hectar hampir 50 persen tumbang, Alhasil nantinya harga cabai akan mengalami lonjakan yang tinggi karena permintaan yang besar tidak diimbangi dengan pasokan.

Langkah kongkrit menangani supaya harga tidak terlalu melambung tinggi ya atur pola tanam yang baik, fungsikan para Pekerja Lapangan milik pemerintah, kerahkan mereka sebagai penyuluh yang benar - benar menjadi solusi dilapangan.


3. Berdatanganya Cabai Impor


Beberapa isu di awal tahun 2019 tentang bomingnya import cabai kering dari India, menjadi isu yang santer akan turunya harga cabai, walau secara pasti hal tersebut tidak seratus persen dibenarkan, sebab konsumen cabai tidak semuanya membutuhkan pasokan cabai kering, banyak yang justru membutuhkan cabai segar dari berbagai aneka cabai.

Misalkan iya, import menjadi penyebab berarti jumlah import besar akan berbahaya bagi pendapatan para petani cabai yang pada endingnya akan gigit jari dengan anjlognya harga cabai dipasaran.


4. Permainan Harga Tengkulak Besar

Untuk menurunkan harga cabai di sebuah pasar sangat gampang, para pemain besar cukup membawa iring - iringan truk cabai yang diparkirkan di pasar tersebut alhasil seketika harga cabai akan drop, sebab takut akan membludagnya pasokan cabai dipasar itu.

Ini cara yang paling sering ditemui..

Tapi bukan sebagai pembenaran akan dropnya harga cabai secara menyeluruh di tingkat nasional..


5. Sepinya Permintaan

Sepinya permintaan akan cabai disebabkan banyak faktor, tapi untuk hal yang satu ini akan mudah diprediksi, pada bulan - bulan tertentu setelah orang - orang secara umum mengeluarkan dana besar untuk hal - hal tertentu seperti hari raya, tahun baru biasanya permintaan pasar akan turun, kalau dijawa disaat musim hajatan libur atau dibulan sura, permintaan cabai akan sedikit berkurang.


6. Sedikitnya Luas Lahan Tanam

Berkurangnya luas lahan cabai disebabkan karena kerugian yang terus melanda para petani, akibat harga yang selalu tidak stabil..

bagi pemodal besar yang bisa bertahan menjadi momen yang sangat dinanti, karena disinilah mereka menjadi raja petani..

Tapi situasi ini kurang bagus karena hanya mereka yang memiliki modal besar yang bisa menikmati pedasnya harga cabai


7. Proyek Bantuan Pemerintah

Pada tahun lalu saat pemerintah gencar - gencarnya memberikan bantuan untuk budidaya cabai, banyak petani dadakan yang ikut mengadu nasib di dunia percabaian, alhasil luas wilayah hamparan cabai meningkat...

Disaat seperti ini, tinggal tunggu BOM nya saja, kapan harga akan drop sangat jauh, sebab wongtani pernah merasakan waktu - waktu seperti itu. Yang akan sangat terasa yaitu para petani mandiri yang tidak mengandalkan bantuan dari pemerintah, dengan modal sendiri mereka justru menjadi korban akan anjlognya harga.


Solusi Cara Wong Tani

Carut marutnya harga akan berdampak besar bagi petani, sebab petani sudah mengalokasikan besar sumberdana mereka untuk memaksimalkan lahan - lahan mereka.

Pupuk yang sulit didapat, mahalnya pupuk non subsidi, sampai semakin mahalnya obat - obatan pertanian menjadi penyebab makin terpuruknya petani jika harga tidak stabil.

Solusi sederhana adalah mulailah kembali ke sistem pertanian lama, diawali dengan sistem semi organik, banyak di group - group facebook menawarkan banyak solusi pengganti pupuk kimia sintetis dengan organik, formula untuk hama dari kimia ke pestisida nabati dan agen hayati, wongtani yakin protap dari para penyuluhpun sama, tinggal cari formula yang paling pas untuk menggantikan obat - obatan kimia tersebut.

Cuma kadang menjadi kendala gini, saat digalakan pertanian organik, justru dimanfaatkan oleh oknum dengan menjual harga pupuk organik yang lebih mahal...

Kan bisa buat sendiri ?

Ok memang bisa kita buat sendiri, tapi lihat kondisi, kadang petani dengan jumlah lahan luas, memproduksi pupuk maupun formula alami justru lebih memakan waktu, berarti harus ada penyuluhan jauh hari sebelum proses penanaman dan semua amunisi disiapkan jauh hari..

Ya.. obat - obatan untuk tanaman yang alami akan lebih hemat, tapi inget awali dengan semi organik, jika belum siap, sebab jika langsung ke kimia semua disaat gagal justru akan anti organik karena menyalahkan organik itu ga mempan..

Cara kerja agen hayati maupun nabati prosesnya akan lebih pelan dan waktunya lama, tidak langsung cespleng seperti produk pasaran, maka banyak petani yang beralih dari kimia ke pesnab maupun memanfaatkan agen hayati menganggap sistem tersebut gagal.

Tapi setidaknya itu bisa menekan pengeluaran disisi pupuk dan pengobatan.

Solusi lain buat sentra lelang cabai didaerah sobat tani, bisa ko gabung dengan desa dan usulkan pembuatan sentra pelelangan hasil bumi didesanya, panggil pedagang..

banyak desa - desa yang banyak petani holtikultura yang sudah memiliki sentra pelelangan hasil buminya...

Harga bisa disepakati di pusat lelang tersebut...


Sementara Hindari Pinjaman / Kredit Bank Disaat Harga Seperti Ini Terus


Banyak kalangan petani yang ingin cepet memiliki modal langsung mengajukan dana kredit dibank..

Tapi saat harga tidak stabil dikhawatirkan justru akan membuat petani terpuruh jauh.

Coba bayangkan dah pinjem uang puluhan juta rupiah dikala panen harga sedah jatuh - jatuhnya jangankan balik untung, nalik modal saja sangat jauh karena harga yang sangat turun.

maka wongtani sarankan jangan bermain modal pinjaman saat harga tidak stabil, sama halnya sobat sedang membuka peluang keterprosokan yang lebih dalam


Ganti Budidaya


Sebagai solusi akan tidak stabilnya harga cabai, banyak petani yang beralih ke tanaman lain, ini solusi yang paling simple dan tepat menurut wongtani, berdasarkan sikusi dengan petani cabai yang pernah tanam ribuan cabai dan pernah mengalami keterpurukan, mereka justru bisa bangkit disaat menggeluti tanaman - tanaman yang lebih simple perawatanya dan memiliki harga yang lebis stabil seperti KCP, Paria, dan Oyong.

Selama satu tahun siklus harga cabai di 2019 ini mengalami 3 fase, awal tahun drop, mendekati lebaran tinggi, mendekati akhir tahun turun dan di desember ini merangkak naik. Tapi pola ini berbeda jauh dari prediksi- prediksi harga yang bisa sedikit ditebak ditahun - tahun sebelumnya..

Penyebab kekeringan juga menjadi kendala akan sulitnya memperediksi harga..

Inilah sedikit tulisan dari seorang petani gurem seperti wongtani ini yang menulis dari isi hatinya dan sedikit pengalaman dari bertani dengan luas seuprit.

Semoga bisa menjadi bahan bacaan yang ringan buat rekan-rekan tani dimanapun berada

Posting Komentar