Jahe Salah satu Tanaman Rempah - Rempah di Indonesia

Daftar Isi

Negara kita sejak dulu terkenal memiliki kekayaan alam berupa rempah-rempah maupun bahan penyegar. Kekayaan alam berupa rempah-rempah tersebutlah yang menyebabkan Indonesia menjadi

negara tujuan dari negara-negara barat yang kemudian menyebabkan terjadinya penjajahan. Dalam keseharian, rempah digunakan untuk memasak dan bahan pembuat jamu. Rempah-rempah juga berperan sebagai bahan pada pembuatan obat dan kosmetik. Rempah-rempah bersifat sangat aromatik karena mengandung minyak atsiri yang cukup tinggi sebagai komponen cita rasa yang spesifik. 

tanaman rempah Indonesia


Bahan rempah dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan dalam memberikan efek terhadap penampakan dan karakter rasa serta aroma. Pengelompokan rempah tersebut antara lain :

a) Rempah pedas 

Rempah yang termasuk dalam kelompok rempah pedas ini antara lain cabai, merica dan jahe. Kepedasan merica berbeda dengan kepedasan cabai. Kepedasan merica disebabkan oleh kandungan piperine yang berbentuk kristal. Kepedasan cabai disebabkan oleh senyawa capsaicin yang kadarnya berbeda dan tergantung varietasnya. Sedangkan jahe, kepedasan dipengaruhi oleh senyawa yang tidak teruap yaitu zingerone, gingerol dan shogaol. 

b) Rempah dari buah aromatik 

Komponen terpenting dari rempah kelompok ini adalah kandungan minyak atsiri pada bahan. Kandungan minyak atsiri pada pala berbeda pada biji dan fulinya. Kandungan minyak atsiri pada biji pala berkisar antara 16-17 %. Sedangkan pada fuli berkisar 4-15 %. Pala dan fuli sering ditambahkan dalam biskuit, roti dan sup. Rempah lain yang termasuk dalam kelompok aromatik ini adalah kapulaga yang masih merupakan keluarga dari jahe-jahean. Kapulaga memiliki aroma yang unik dan eksotik serta pedas, spicy dan disertai rasa manis. 

c) Rempah dari keluarga umbelliferous 

Rempah yang termasuk kelompok ini antara lain bunga lawang, ketumbar dan jinten. Bunga lawang mengandung aroma yang spesifik yang berasal dari α-pinene, anethole, methyl chavicol, dan anisketon. Ketumbar mengandung pinene, dipentene, λ-cymene, αterpinene, δ-linalool, geremol dan λ-borneal. Jinten mengandung αcymene dan mengandung cuminyl alcohol, β-phellandrane dan cumin aldehyde. Bahan-bahan ini banyak digunakan dalam makanan tradisional. 

d) Rempah yang mengandung senyawa Cinnamone aldehyde 

Rempah yang termasuk dalam kelompok ini adalah kayu manis yang diperoleh dari kulit batang pohon Cinnamomum Zeylanicum. Minyak atsiri yang terkandung berkisar antara 1,5-2,5%. Kayu manis banyak digunakan dalam sirup, permen, kue, sirup, kari dan olahan buahbuahan. 

e) Rempah yang mengandung senyawa fenolik (Eugenol) 

Cengkeh dan daun salam merupakan rempah yang banyak mengandung senyawa fenolik. Daun salam banyak digunakan pada makanan dan banyak juga digunakan untuk obat-obatan. 

f) Rempah yang memberi efek warna 

Kunyit merupakan rempah yang memberi efek warna kuning yang sensitif terhadap pH. Pada kondisi asam, warna kunyit akan semakin cemerlang. Sedangkan pada kondisi basa warna kunyit akan berubah menjadi merah. 

Rempah-rempah juga dapat diklasifikasikan berdasarkan asal dari bagian pohon misalnya rimpang, bunga, kulit batang, biji, buah, dan daun. Contoh rempah-rempah berdasarkan asal dari bagian pohon.

Contoh rempah-rempah berdasarkan asal dari bagian pohon


Bahan rempah-rempah tersebut banyak digunakan sebagai bumbu atau digunakan sebagai bahan tambahan pada produk pangan memiliki karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut dapat ditinjau dari sifat morfologis maupun fisiologis. Pemahaman tentang sifat baik morfologis maupun fisiologis ini selain untuk menentukan mutu produk juga berperan untuk menentukan cara penanganan dalam usaha mempertahankan mutunya.

Jahe

Jahe merupakan rempah yang berasal dari umbi/rimpang dan nama ilmiah Zingiber officinale Rosc. Jahe merupakan tanaman semusim dan memiliki tinggi tanaman antara 40-50 cm. Tanaman jahe merupakan batang semu, beralur, berwarna hijau dan daun berbentuk lanset. Rimpang jahe bercabang-cabang, berwarna putih kekuningan dan berserat. Bentuk rimpang umumnya gemuk agak pipih dan kulitnya mudah mengelupas. 


Jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas jahe, yaitu : 

 Jahe putih/kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak. 

Jahe jenis ini memiliki rimpang yang besar dan gemuk. Jenis jahe ini banyak dikonsumsi baik saat masih muda maupun berumur tua. 

 Jahe putih/kuning kecil atau jahe sunti atau jahe emprit. 

Jahe jenis ini memiliki rimpang yang kecil dan memiliki bentuk agak rata hingga sedikit menggembung. Jahe ini harus dipanen setelah tua. Jahe emprit memiliki rasa yang lebih pedas karena kandungan minyak atsiri yang lebih besar dibanding dengan jahe gajah. Pengolahan jahe emprit ini banyak dimanfaatkan untuk mendapatkan estrak oleoresin dan minyak atsiri. 

 Jahe merah Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil daripada jahe putih kecil. 

sama seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.

Komposisi rimpang mempengaruhi tingkat aroma dan tingkat kepedasan rimpang jahe tersebut. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komposisi komia jahe antara lain jenis, kondisi tanah, umur panen, cara budidaya, penanganan pasca panen, cara pengolahan dan ekosistem tempat tanam. Rimpang jahe pada umumnya mengandung minyak atsiri, lemak, protein, karbohidrat, vitamin khususnya niacin dan vitamin A, mineral dan asam amino. Lemak pada rimpang jahe tersusun dari asam phosphatidat, lesitin dan asam lemak bebas. Rimpang jahe juga mengandung gingerols dan shogaols yang menimbulkan rasa pedas. Rimpang jahe segar mengandung enzim protease yang dapat dimanfaatkan untuk melunakkan daging sebelum dimasak

Posting Komentar